Secarik Perkamen

Assalamualaikum

Membuka hamparan pagi dengan senyum manis penuh bahagia. Di dalamnya mungkin diselipkan sedikit rasa cinta. Deru lagu-lagu religi ikut menyemarakkan pagi yang hangat ini. Cuci baju, bersihin kamar, jemur, masak. ah rutinitas rumah tangga (menikah). Dilanjut dengan penyempurnaan goresan pena yang sudah berjalan di atas papan ketik. Melaju tanpa henti. Semua yang di kepala di petakan semua melalui tulisan.

Dengan mengucap basmallah sebelum meneguk perantara-perantaraNya masuk ke dalam tubuh. Sejam kemudian, sebuah anggota tubuh yang diberi nama perut, ikutan bernyanyi menyaingi lagu yang terputar di laptop. Bahwa sesungguhnya membutuhkan untuk bisa dimasukkan. Kudapan pun tidak bisa. Maka, dengan segenap hati, gegap gempita. Naluri seorang emak-emak pun ikutan keluar.
Menuju dapur..
Menyiapkan yang namanya bawang putih dan segala pernak pernik perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengolah sebuah rasa, ranah, kancah, wahana,dan anugerah. (healah uwopo ae...)
dan Cliiinggg!!!!
35 menit lebih 43 detik, terhidanglah sesuatu yang membuat mulut ini ingin segera menyantap.

"Semur Daging dengan campuran tahu goreng."

Yummyyy........... warnanya memang coklat yang semu, entah mengapa masakan ini disepakati nama Semur. Mengapa bukan Rawon, Sup, atau bubur ayam mungkin?? (jangan hiraukan penulis ngoceh)

Semur mungkin salah satu simbol galau, kataku. Karena, warnanya yang coklat agak merah. Galau begitulah. Tapi rasanyah.....
Ngenaaa banget. (sudah habis seporsi + nasi)
Galau pun begitu. rasanya juga ngena banget.

Kalau di rasa, sebenarnya saya menulis apa ini?
*abaikan postingan ini