Secarik Perkamen

Assalamualaikum

Mengerjakan segala sesuatu dengan hati yang riang gembira begitu sangat menyenangkan. Teori yang saya dapat dari anak-anak usia dini ini. Mereka, yang belum pernah tersentuh oleh kepedihan hidup. Hanya saja menangis ketika jatuh saat berlarian tanpa hati-hati. Belajar dari mereka tentang bagaimana cara tertawa bebas, tersenyum penuh bahagia, berjalan melenggang bebas bahkan berani mengambil langkah dalam sebuah kondisi yang ekstrim. *loncat pagar

Yang ketika hujan, selalu bermain air dan beletok tanah lumpur. Kemudian nyomot es lilin yg dijual oleh Yuk Jul, kataku kala itu. Indah, bukan?

Lalu..
Sekarang, apa yang harus di resahkan? apa yang harus dibuat sedih? semuanya terukir begitu sangat menyenangkan. Di tolong ibu-ibu di angkot, hingga disediakan kursi saat berteduh kehujanan di sebuah warung kecil milik ibu yang sudah renta. Untungnya ndak ditawarin jd mantunya.

Begitulah..
Jika dibayangkan kembali, dulu main masak-masakan, sekarang bisa masak beneran. Dulu main anak-anakan, sekarang sadar jadi "anak beneran", dulu juga guru-guruan dan adek saya yg jadi korban sebagai muridnya, sekarang berusaha jadi guru yang baik secara maksimal. Terkadang, membayangkan begitu mudah, melakukan dengan sangat indah. Berteman dengan semua manusia dengan beragam karakter membuat saya bisa belajar, "inilah dunia, inilah manusia".

Melangkah untuk tetap belajar positif. Karena sadar bahwa tak ada yang abadi kecuali Sang Khaliq. tak ada yang kekal dan lebih besar, kecuali Dia.

maka, mari serentak "Bismillah" sebelum bekerja, "Alhamdulillah" sesudah makan, dan "Astaghfirullah" ketika jatuh.