Secarik Perkamen

Assalamualaikum

Berbekal sedikit ilmu, yang in sya Alloh untuk sebuah niatan baik. Semalaman berfikir, mengapa perasaan ini semakin tidak yakin terhadap beliau?
Apakah ini salah satu bentuk hasutan syaitan yang begitu halus, atau memang jalan yang saya ambil ini keliru?
Astaghfirullah...

Menangis, merupakan salah satu cara untuk mengungkap kerinduan terhadap Rabb nya. Di sela-sela Qiyamul Lail, tetap bersimpuh memohon untuk dikuatkan hati dan diberikan petunjuk atas semua yang telah terjadi. Setiap kata yang ingin diperbincangkan padaNya berkisar itu-itu saja. Seperti tidak ada hal lain yang lebih penting dari persoalan hati.

Ya, mungkin saat ini itu yang selalu mengusik. Dan mengenai bab tersebut yang sangat susah untuk saya selesaikan.

Dalam mahabah rindu kepadamu ya Rasul, penulisan ini terjadi dengan deraian linang air mata karena tidak tahu, untuk saat ini, langkah seperti apa yang harus saya ambil. Saat, bisikan-bisikan iblis penilaian tentang diri ini terdengar, hanya bisa menghela nafas panjang agar bisa terus tegar menatap ke depan.

Tapi, sekarang, ketika ada niatan baik dari seseorang tersebut, semakin hari, hati ini semakin kurang mantap. Duh, Gusti........
Manusia macam apa aku ini yang kurang bersyukur?

Istikharah cinta serta pemantasan diri, hampir tidak pernah lekang pada serangkaian peribadatan.
Engkau lah Yang Maha Membolak-balikkan hati.

Alloh, Rabb ku....
Jagalah hati ini dari cinta yang belum saatnya. Jagalah kesuciannya dari hubungan yang tidak halal sehingga keberkahannya tetap terjaga.
Semoga ada titik terang serta kesabaran yang mengiringi setelah ini dan selalu ada kesempatan untuk terus bisa memperbaiki diri.

Amin.

Wassalam.